Jumat, 15 November 2019

suara anak papua



Timika,15 November 2019

BUPATI MIMIKA TIDAK BERPIKIR  KEMANUSIAAN

Bupati mimika Eltinus Omaleng tidak memiliki Hati kemanusiaan terhadap Masyarakat kabupaten mimika,. Kamis, 14/11/2019 Pihak gabungan Kepolisian melakukan penangakapan tanpa surat penangkapan menangkap 4 Orang Mahasiswa di antaranya 1 Mahasiswi. Gabungan Kepolisian mendatang tempat persiapan mahasiswa/i kab.mimika di kantor (LEMASA) Lembaga Adat Amungme, dimana saat mahasiswa/i sedang melakukan persiapan untuk melakukan turun jalan ( Aksi penolakan pemekaran provinsi papua tengah). Yang di mana saat ini orang intelektual pemerintah kab.mimika bersama 7 wilayah kab.lainnya.
Kata Mahasiswa dan Masyarakat setempat kabupaten mimika bahwa,Menjadi korban di atas pemikiran pemimpin pemerintah kabupaten mimika, seperti masyarakat kecil tingal lah terus penindasan Negara kolonial indonesia,dan pemimpin pemerintahan tetap hidup dalam kehidup yang layak,derta sejahtra.

ujarnya-Paceh Kaki Abuh Kronologis kejadian:

Kamis, 14 November 2019 terjadi penangkapan terhadap Kawan-kawan kami atas nama Jaupin Jawame dan Hengky Omabak di Jl. Budi Utomo depan Shopping Diana, Kabupaten Mimika, Kira-kira Pukul 11:00 WP (Siang) di karenakan akibat membagikan selebaran aksi Tolak Pemekaran Provinsi Papua Tengah. 

Kamis, 14 November 2019 terjadi juga penangkapan terhadap Kawan-kawan kami atas nama Iseli Magal dan Irene Kelanangame Di Polres, Jl. Cenderawasih, Kab. Mimika, kira-kira pukul 09:15 WP (Pagi), di karenakan akibat Memberikan surat izin aksi Massa kepada Pihak Kepolisian. Tanggapan kepolisian terhadap surat izin tersebut adalah tidak ada penanggng jawab politik aksi sehingga mereka di tahan oleh pihak kepolisian, padahal dalam surat izin tersebut sudah jelas bahwa penanggung jawab aksi tersebut adalah YAHAMAK, LEMASA dan LEMASKO.

Demikian kronologis singkat ini dapat kami bagikan kepada Seluruh Bangsa Papua dan Non Papua, kronologis kejadian secara detail akan menyusul. Sekian informasi ini dapat kami sampai, Tuhan Allah Bangsa Papua Memberkati kita semua ! ✊✊
Mohon advokasi bersama ...

Amolongooo, Nimomee 🙌🙌

Amungsa, 15 November 2019
By: Pachee Kaki Abu

#Lawan

Selasa, 05 November 2019

PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA, MEMBIARKAN MASYARAKAT PRIBUMI BERJUALAN DI ATAS DAUN PISANG DAN PELASTIK GRESBEK SAMPAH.

                       Semarang,12 Juni 2020

PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA, MEMBIARKAN MASYARAKAT PRIBUMI BERJUALAN DI ATAS DAUN PISANG DAN PELASTIK GRESBER SAMPAH.
Sedih melihat masyarakat berjualan seperti ini,..!

        Disaat datangnya pemilihan ( DPR,DPRD, BUPATI,& WAKIL BUPATI),. Biasanya pada berbondong-bondong menuju Masyarakat untuk meminta hak suara aspirasi masyarakat.

       Setelah masyarakat memilih dan menjadi terpilih maka muncul lah prinsip berbohong terhadap masyarakat itu, apa kah hal ini benar-benar seorang pemimpin yang memiliki Nilai dan Norma ajaran Religius.?
atau kah memang sudah di ajarkan oleh Religius harus seperti itu.?
saya merasa dengan hal ini mengampiri kebingunggan yang cukup merasa kesedihan melihat masyarakat pribumi mimika dan bahkan se Papua ampir demikian dengan cara yang sama.

         Menurut data Kuantitatif daerah kabupaten mimika memiliki nilai pendapatan 
(APBD) Angaran Pendapatan Belanja Daerah)
yang memiliki nomor urut 2 di seIndonesia.
Tetapi angaran ini semuanya di kemanakan, apakah angaran tersebut ini Saham orang Elit-elit pemerintah daerah..?
Sedangkan masyarakatnya memiliki kehidupan yang sangat memburuk, dalam pengembangan, peningkatan Perekonomian masyarakat. hal ini harus jadi bahan pertimbangan Pemerintah daerah dan pemerintah pusat agar dapat menangapi dengan serius.

       Di saat Kabupaten  Perkembangan daerah sudah seperti ini, kemajuan,peningkatan perekonomian masyarakat hanya memiliki nilai terendah, Apa lagi kalau sudah menjadi Provinsi papua tengah dan pemekaran di papua yang lain. Pemerintah pusat juga tidak pernah menangani atau memahami hal seperti ini dengan serius, seperti pengecekan pengelolahan angaran yang di mana sudah di salurkan oleh pemerintah pusan oleh KPK.
apa tugas dan tanggung jawab sebagai KPK..?
ini sangat mecacatkan kualitas pembangunan  ( SDM ) dengan adanya prinsip pemerintah daerah seperti ini, maka sumber daya manusia akan mengalami tingkat kemiskinan tinggi debanding dengan peningkatan perkembangan sumber produktif Ekonomi akan mengalami kemunduran.
Masyarakat Pribumi yang di mana telah menduduki di wilaya kabupaten mimika 75%,masyarakat pribumi yang berprofesi           ( tani ) 25%, Masyarakat Pribumi yang memiliki berprofesi di bidang pemerintahan.itu pun 12,5%,demikian juga masyarakat pribumi yang mendudukin di bagian perusahan memiliki 12,5%. Hal ini akan mempengarui peningkatan perekonomian masyarakat pribumi.

MASYARAKAT PRIBUMI BUMI BERJUALAN DI ATAS DAUN PISANG DAN PELASTIK GRESBER.

Edit        : www.http.suara anak papua marseluskelanangame.blogpost.com
sumber : Marselus Kelanangame
sumber media : blog pribadi

SERUHAN SUARA MAHASISWA & MAHASISWI KAB.MIMIKA


TIMIKA, 5 NOVEMBER 2019

SERUAN SUARA MAHASISWA DAN     MAHASISWI MIMIKA.


Kami seluruh Mahasiswa/i menyampaikan aspirasi bahwa kami menolak PEMEKARAN PROVINSI PAPUA TENGAH.

        Karena kami mengingat bahwa kami OAP bukan meminta pemekaran tetapi kami OAP minta kebebasan dan Kebahagian yang di mana saat ini OAP serta Mahasiswa mengarapkan, bukanya pembagunan oleh pemerintah Indonesia.
    Karena kami oap merasa tidak kenyamanan dan di tindas oleh pemerintah indonesia, Kami manusia oap menegaskan kepada elit-elit pemerintah hentikan pembahasan pemekaran provinsi papua tengah.

         Elit-elit pemerintah papua kab.mimika lebih baik pikir masyarakatmu yang lebih steril dan benar-benar berpikir kehidupan masyarakatmu 
dengan baik. jangan pemerintah daerah mimika hanya memikirkan Uang dan diri sendiri, pikirkan latar belakang, serta kehidupan masyarakat mu hidup seperti apa cobah melihat baik-baik.

        Selama ini pemerintah kabupaten mimika tidak pernah memandang sebagai masyarakat mimika sebagai masyarakatnya, namu pe.erinta selalu berpikir hanya uang untuk diri sendiri dan keluarganya sendiri, bagi elit-elit pemerintah daerah kab.mimika.

      Pemerintah kab.mimika tidak perna melihat kehidupan masyarakat kecil di kab.mimika,.Kenyataan Nya Masyarakat mimika selalu berjualan hanya di bawa alas daun pisang dan pelastik.Tetapi pemerintah tidak pernah memiliki rasa cinta dan kasih terhadap masyarakat kecil di mimika.,Apalagi kalau jadi provinsi papua tengah, kasihan nanti masyarakat ini di kemanakan dengan harapan kehidupan seperti ini.

     Aturan pemerintah pusat yang dimana pemerintah daerah harus melihat apakah memenuhi syarat atau tidak dalam peningkatan SDM & SDA yaitu ( Sumberdaya Daya Manusia dan Sumberdaya Daya Alam).

      Apabilah hal ini tidak memenuhi maka pemerintah kabupaten mimika tidak berdesak-desak meminta pemekaran provinsi papua tengah. Lebih baik pemerinta haru berpikir kedepan nya apa yang akan terjadi jika pemekaran ini terwujud, karena besar dampak yamg akan terjadi.semua ini pemerintah harus berpikir baik-baik.

SUARA KAMI MAHASISWA & MAHASISWI PAPUA KABUPATEN MIMIKA.

Oleh Mikael kudiai

Aksi masa saja dilarang itu buat negara Indonesia masih kayak bayi yang masih minum ASI dan tidak pernah berkembang-berkembang besar.

Dipertonton di seluruh dunia, dinilai oleh PBB, ditertawa oleh negara-negara maju, kalau di jaman teknologi yang sudah semakin canggih saja masih ada negara takut kalau rakyatnya di demonstrasi.

Dengan menahan 19 kawan-kawan mahasiswa eksodus di Nabire yang rencana mau aksi kemarin Senin, 04 November 2019 tetapi ditangkap, dibubarkan aksinya, dan dibuat pernyataan untuk tidak akan dilakukan aksi dan dipaksakan untuk audiens dengan Pemda, aparat juga tidak menyadari dengan sikap seperti ini akan selalu membuat catatan hitam memoria passionis orang Papua dan ingatan-ingatan penderitaan untuk pembebasan.

Indonesia ini kalau pendekatan dipakai kayak seperti ini terus, negara ini tidak akan pernah berkembang dan akan terus menggali kuburnya sendiri.

Di seluruh Papua, mungkin hanya Nabire yang seakan damai dikampanyekan oleh media-media lokal. Rakyat belum damai dipaksa harus damai, bagaimana mau aman dan damai?

Kalau mau damai dan aman rakyatnya, buka itu ruang demokrasi seluas-luasnya. Supaya tidak jadi duri dalam daging. Supaya rakyat bebas sampaikan apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan mereka.

Ini logikanya, rakyat sakit perut tapi aparat ko kasih obat HIV. Ko min ka? Otak itu pake!

#Lawan

Pemekaran bukan, solusi Bagai Rakyat papua. 

Perlu pemerintah harus melihat mana kebutuhan yang mendasar bagi Rakyat Papua, bahwa kebutuhan yang di jawb apakah telah dan sesuai dengan Tuntutan Rakyat papua, atau rakyat jelata, atau apakah tuntutan ini sudah sesuai dengan aspirasi yang di sampaiakan atau di telitikan oleh LIPI yang terdiri dari aspek aspek yang harus di selesaikan bagi rakyat papua. Dimana yang pantas pemerintah indonesia sentuh dan jawab yaitu : 

1.pembangunan dan pengembangan Ekonomi Bagi Rakyat papua

2. Pembangunan manusia papua melalui pendidikan

3. Pembangaunan dan perawatan manusia papua dari kesehatan yag di alami rakyat papua.(kesehatan)

4.pembangunan bagi Rakyat papua

5. Penyelesaian Hukum dan Ham masa lalu dan Kasus Politik papua yang tidak terselesaaikan oleh internasiaonal. 

Dari ke lima poin yang di teliti oleh (LEMBAGA PENELITIAN INDONESIA ( LIPI)), Maka pemerintah Republik indonesia dan atau presiden Jokowidodo agar kiranya mematuhi dan mengikuti kajian yang telah di telitih oleh lembaga tersebut agar dapat mengetahui langsung keresahan orang atau bangsa papua barat.

Salam Pembasan.

Surat dari Fak-Fak..
TTD aktivis GempaR Fak-Fak
AR

#Lawan

PEMAKARAN ITU  POLITIK KOLONIALISME

Pemekeran itu politik kolonialisme Indonesia. Politik kolonialisme digerakan oleh nafsu eksploitasi sumber ekonomi di wilayah jajahan. Watak ekspansionis, warisan sejarah kerajaan Majapahit dan imperium barat itulah yang ada dalam otak Jokowi dan kabinetnya. Sehingga kalau bukan karena cadangan 20 miliar ton tambang Freeport di GB, GBC, BC, DBCv, dan kucing liar yang akan dirampok hingga tahun 2059, tidak mungkin manusia Papua dianggap monyet yang harus dibasmi dengan strategi pemekaran.

Tito Karnavian punya anak Perusahan di Freeport. Budi Sunandi,  Bos PT. Inalum yang bikin divestasi  hingga 51% saham  Freeport ini jadi Wamen BUMN. Luhut Panjaitan, hingga Mahfud MD, akan menjamin investasi aman di Papua. Kemanusiaan TNI dan Polri  jadi martir melawan dan membunuh-dibunuh- demi elit penguasa kolonial dan kapitalis. Maka juga, pemekaran dipercepat agar para pemburu SDA ini bisa memuluskan transaksi ekonomi politiknya.

Pancasila, NKRI, UUD, dan segala macam instrumen nilai dan sistem hanya dipakai sebagai tameng pencitraan untuk sekedar  mendulang legitimasi rakyat Papua, Indonesia dan internasional. Padahal tujuan utamanya adalah perburuan harta kekayaan dari SDA bangsa Papua. Adalah watak lazim dari kolonialisme yang adalah anak kandung imperialisme.

Kemiskinan struktural ditambah hegemoni kolonial dan kapitalis membuat sebagian orang Papua rela jual harga dirinya untuk menjadi boneka dan budak kolonial. Memanfaatkan penderitaan perjuangan bangsa Papua demi mengejar ambisi kekuasaan dalam NKRI. Mereka adalah pasien di ruang gawat darurat yang sedang mencari obat penenang sebentar sebelum mati.

Lantas, apakah pemekaran, eksploitasi SDA, migrasi pendatang, represi militer, akan membunuh perjuangan kemerdekaan bangsa Papua? Akankah strategi AS di California berhasil diterapkan kolonial Indonesia  di Papua? Saya sangat yakin bahwa semua paket politik ekonomi kolonial dan kapitalis akan menghasilkan penindasan yang membuat rakyat Papua percaya pada jalan perjuangan menuju pembebasan bangsanya.

Oleh: Juru Bicara Internasional
          Komite Nasional Papua Barat (KNPB)
          Vicktor Yeimo
Vietnam 1 November 2019

#Lawan

Post: Maiton Girik

"MAHASISWA Uncen menolak Pemekaran. Mayelis Rakyat Papua (MRP), menolak Pemekaran. Anggota DPRP dipertanyakan Pemekaran untuk siapa? Dan sebagian menolak. KNPB  terang-terangan, menolak Pemekaran. Dr.Socratez Sofyan Yoman, menolak Pemekaran. Jubir Internasional KNPB, Victor Yeimo menolak Pemekaran. TPNPB dengan tegas menolak Pemekaran. ULMWP dengan keras, menolak Pemekaran. Mahasiswa eksodus menolak Pemekaran. Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), tentu menolak Pemekaran. Prof.George Saa, Pemuda Papua berprestasi penemu dunia rumus fisika formula, menolak Pemekaran. Rakyat Papua 99% menolak Pemekaran. Aktivis kemanusiaan di Papua menolak Pemekaran. Saya secara pribadi, menolak pemekaran. Mayoritas rakyat Papua 'MENOLAK' Pemekaran. Terus, anda yang pasang badan berjuang untuk pemekaran baru, Anda siapa? Anda mewakili siapa? Anda dari Papua mana?". (Maiton Gurik. Abe, 05 November 2019. Waktu 06:0 9 Wit)

#Lawan

Sabtu, 02 November 2019

INFORMASI PAPUA


Timika, 2 November 2019
KAMI MAHASISWA PAPUA DI KOTA STUDI SEMARANG, PROVINSI JAWA TENGAH.
    KATA PARA TOKOH-TOKOH PADA SAAT BERKUNJUNG KE KOTA STUDI SE-INDONESIA.
Kata pemkab.mimika, Lpmak, tokoh adat, tokoh perempuan,& lemasko saat berkunjung ke kota studi di jawa tengah, bahkan se-indonesia bahwa    Mahasiswa/i,&Pelajar kami beri jaminan keamanan,kenyamanan,karena pihak pemkab.mimika sudah berkodinasi dengan Pemkab.walikota semarang jawa tengah.Namun pada saat beberapa waktu yang lalu menuju pelantikan presiden RI. ada kejadian yang melampaui kesepakatan antara pemkab.mimika dan pemkab.serta wali kota semarang,. 
yang mana pembahasan mengenai pendidikan mahasiswa/i,&pelajar di luar papua.
di saat itu apa yang terjadi yaitu berikut di bawa ini;
1. Satuan Brimob kerja sama dengan Rektor kampus dan mengintograsi Mahasiswa UPGRIS PGRI Semarang.
2. Satuan Brimob Bekerja sama dengan Pihak Rektor kampus di Universitas Teologi kota semarang.
Dengan ada nya perilaku Brimob dan Rektor seperti ini, Bagimana Tindak lanjut dari Pemkab.Mimika,& Pemkab.Wali kota semarang.?
Apa kah Sangsi Pihak Brimob dan Pihak Rektor Kampus Tersebut..?
Pak Wakbub.mimika John Retop, Lpmak,Lemasko&tokoh Perempuan harus bertangungg jawab atas semua yang terjadi. 


Poin Terakhir 
Bahwa Kami Seluruh Mahasiswa/i,& Masyarakat Se-Papua menyampaikan dengan Tegas bahwa Kami menolak dengan tegas menolak 
PEMEKARAN PROVINSI PAPUA TENGAH. SEKALI LAGI KAMI MAHASISWA/I,& MASYARAKAT PAPUA MENOLAK PEMEKARAN PROVINSI PAPUA TENGAH. KAMI TIDAK MEMINTA PEMBANGUNAN DARI PEMERINTAH INDONESIA NEGARA KOLONIAL, KAMI MINTA KEADILAN ATAS DASAR UUD 1945.

Sekian informasi dari kami Acel.k